Powered By Blogger

Jumat, 08 Oktober 2010

kisah idrus tintin

Seniman Pemangku Negeri Idrus Tintin
Idrus Tintin
2292
Kronologis Hidup dan Kesenimanan
Idrus Tintin

1932
10 November, lahir di Rengat, Riau, kemudian Idrus di bawa orang tuanya pindah ke Tarempa, Kepulauan Riau dan kemudian masuk Sekolah Rakyat di Tarempa.
1941
Pindah ke Tanjung Pinang, Idrus Tintin melanjutkan Sekolah Rakyat tidak selesai. Tinggal di asrama Dai Toa (asrama penampungan anak-anak yatim paitu). Semenjak tinggal di asrama inilah Idrus Tintin mulai mengenal dunia drama. Salah satu grup drama pimpinan Raja Khatijah terpilihlah Idrus Tintin
Bersama Hasan Basri, untuk berperan: dalam satu pertunjukan drama bahasa Jepang di Gedung Daerah Tanjung Pinang (sekarang).

1943
Bekerja di sentral telepon perusahaan Okabutai milik pemerintahan pendudukan Jepang di Tanjung Pinang.
Jadi pemeranan dalam pertunjukan drama pendek ide cerita Noserang mengenai kehidupan petani yang hidup melarat.

1945
Pindah ke Tembilahan dan masuk Sekolah SMP Muhammadiyah, tidak selesai.. Beramain teater sebagai Piguran bersama grup drama Agus Moeis dan Hasbullah.

1947
Pindah ke Rengat dan melanjutkan Sekolah SMP. Masa-masa sekolah di Rengat setiap ada kesempatan, Idrus selalu saja bermain teater.
1948 Idrus masuk tentara pangkat prajurit.
1950 Pindah ke Tanjung Pinang dan bekerja sebagai Staf Angkatan Darat.
1952 Pindah ke Tarempa Idrus Tintin mendirikan grup sandiwara ?Gurinda?.
1954 Masuk Pegawai Negeri sampai menjadi Kepala Kantor Sosial Kewedanan Pulau Tujuh.
1957 Idrus Tintin yang bergemilang dengan kesenian dan masih mencari identitas diri maka dipindahkan ke Tanjung Pinang dan kemudian meninggalkan tugas pegawai negeri.
1958 Bersama Hanafi Harun membentuk kelompok teater non formal di Tanjung Pinang dan tampil berpuluh kali. Beberapa cerita yang dimainkan yaitu Buih dan Kasih Sayang Orang Lain, Bunga Rumah Makan, dan awal dan Mira.
1959

* Bergabung Galeb Husien. Mengadakan pertunjukan drama spektakuler di depan Kantor RRI Tanjung Pinang, yaitu drama pasien. Idrus Tintin sebagai peran utama, bermain bersama beberapa orang seperti Edi Nur, Ita Harahap. Pertunjukan di sutradarai Galeb Husien, dan Asisten Sutradara Idrus Tintin. Semenjak itu setiap ada kegiatan perayaan pemerintah daerah kelompok Idrus Tintin selalu diajak untuk bermain drama.

* Mengkoordinir drama dan pertunjukan drama CIS, dan Pasien di Gedung Setia Dharma Pekanbaru selama dua malam dibantu Thamrin Riau. Kesempatan dialog dengan penonton, drama yang ditampilkan Idrus tintin di samping mendapat pujian, juga mendapat protes sebab drama yang dibawakan merupakan drama yang tidak biasa bagi mereka.

* Belajar teater non formal di Jakarta dengan harapan dapat masuk ASDRAFI. Bertemu dengan Galeb Husien belajar teater seperti di ATNI.

* Bertemu dan latihan bermain teater cerita? Kereta Kencana? di temapat Motinggo Busye.

* Melanjutkan perjalanan ke Solo dan belajar teater pada S. Tossani. Bermain tearer di Surabaya bertepatan dengan hari kelahiran Idrus Tintin.


1960

* Kembali ke Rengat dan menikah dengan Masni seorang perempuan Rengat Indragiri, Riau. Bekerja di Kantor Penerangan Rengat, Indragiri, Riau.

* Membentuk kelompok teater dan berkali-kali memimpin pertunjukan bersama Taufik Effendi Aria, Bakri, Rusdi Abduh di Rengat, Tanjung Pinang, Tembilahan. Naskah cerita yang dimainkan merupakan naskah yang dibuat sendiri namun tidak terarsip baik Idrus Tintin maupun kawan-kawan grupnya. Kegiatan berteater di Rengat dilakukan sampai tahun 1965.

1964

Mengikuti festival Drama di Pekanbaru yang ditaja oleh Pemerintah Daerah Riau Idrus Tintin mendapat penghargaan sebagai actor terbaik.
1966
Memimpin dan menyutradarai sebuah pertunjukan drama di Gedung Trikora, yang didukung anatara lain oleh M. Rasul, Taufik Effendi Aria, Mami Soebrantas, dan RP Marpaung.
1970

* Pindah ke Jakarta, bekerja di sebuah Travel Nusantara Air Center dan Majalah Indonesia Movie rubric budaya.

* Membentuk Grup Movies Teater di Gedung Kesenian Jakarta bersama dengan Alex Zulkarnain.

1973

* Meninggalkan semua pekerjaan di Jakarta, kembali ke Rengat kemudian tahun yang sama pindah ke Pekanbaru dan bekerja di Perusahaan Penimbunan Pasir.

* Menyutradarai pertunjukan ?Hariamau Tingkis? di Balia Dang Merdu di bawah koordinator BM Syam dengan para pemain antara lain Faruq AIwi, Patopoi Menteng, Akhyar dan Yusuf Dang.

* Berhenti bekerja di perusahaan, kemudian bekerja sebagai pegawai honor Bagian Humas Kantor Gubernur Riau dan salah seorang pengasuh majalah Gema Riau. 1974 Mendirikan Teater Bahana dibantu oleb Armawi KH.

1975

* Mengajar di SMAN 2 Pekanbaru selama 17 tahun. Idrus Tintin membina siswanya berkesenian di Teater Bahana. Minimal satu kali sebulan Teater Bahana melakukan pementasan di Pekanbaru.

1996

* MenerimaAnugrah Sagang untuk seniman/budayawan terpilih dari Yayasan Sagang Riau Pos Media Grup.

* Idrus Tintin selalu mengikuti pertemuan ilmiah baik sebagai pembicara, peserta maupun mengadakan pertunjukan teater monolog. Kawan-kawan Idrus mengatakan bahwa kehidupan Idrus adalah teater.

budaya

BUDAYA

Opera Pantun
Antara Kebijakan Tradisi dan Pertunjukan yang Utuh




Jakarta – Sebuah opera, opera pantun, apakah maknanya? Di atas panggung Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta (29/4), pementasan opera yang dibidani Yayasan Panggung Melayu ini dimulai dari seorang ibu dengan sang anak di ayunan.
"Wahai anak dengarlah pantun, pantun menyantun supaya santun, jadi panduan turun temurun. Hidup bahagia, senantiasa rukun. Anak itik baris berbanjar, bawa bekal ke tengah kota, sewaktu kecil rajinlah belajar, hidup bahagia sepanjang masa," tutur si ibu.
Dari metafora berupa ayunan ibu - adegan yang dilengkapi visualisasi di layar tengah panggung – musik orkestra terdengar. Lalu adegan berganti, memunculkan si Ibu dan si anak yang mulai besar dengan si anak yang mengenakan seragam sekolah.
"Puk amai-amai belalang kupu-kupu, bertepuk adik pandai, diupak air susu. Susu lemak manis santan kelapa muda, hai adik jangan menangis, sekolah layak sampai habis, ayah bunda pasti gembira..."
Ada juga sajian visual berupa anak yang memainkan "ular naga" bersama rombongannya. Lalu dua kelompok pendekar yang berkelahi, sebuah gerakan pencak di Tanah Melayu, hingga seorang ulama dan datuk nan bijak pun akhirnya memisahkan kedua kelompok itu. "Bangun negeri amanah bangsa. Mari kita bangun bersama-sama," ujar Datuk.
Adegan bertumpuk lainnya seperti ungkapan saling merayu antarkedua kekasih, pun digelar.
"Jika kasih sabar menunggu nantikan saja masa ketika," ujar seorang pemuda setelah diawali dengan pantun pembuka. Ada juga adegan dua orang tua yang saling berpantun, saat akan menjodohkan kedua anak mereka.
Wali Kota Tanjung Pinang menyatakan sebelum pertunjukan ini bahwa melestarikan pantun sebagai aset budaya, karena pantun dan Tanjung Pinang tak bisa dipisahkan. "Pantun selalu diucapkan pada setiap acara, dalam setiap kehidupan sosial masyarakat," ujarnya.

Mengemas Seni Tradisi?
Menurut Asrizal Nur, sang sutradara penulis naskah ini memang mengangkat kesenian tradisi menjadi tontonan yang menarik adalah pengembaraan kreativitas yang menantang. "Terlebih lagi berdepan-depan dengan abad modern yang mendedahkan banyak pilihan tontonan," ujar Asrizal.
Asrizal Nur mengatakan di dalam pengantar katalog pementasan Opera Pantun ini bahwa setelah hijrah tahun 1995, bagaimanapun kerinduan mengangkat kesenian Melayu telah memicu kreativitasnya sehingga baru belakangan ini dirinya dapat bercakap mesra dengan seniman pantun dari Kota Tanjung Pinang termasuk Tusiran Suseno yang dari percakapan mereka kemudian menggulirkan ide menjadikan pantun sebagai "pertunjukan yang enak ditonton".
"Maka lahirlah ide untuk membuat opera yang saya beri nama 'Opera Pantun'. Ide didukung oleh pegiat pantun Tanjung Pinang Tusiran Suseno dan didukung produksinya oleh Datuk Kaya Efiar M Amin dan Wali Kota Tanjung Pinang," papar Asrizal.
Sayangnya, kemasan "Opera Pantun" dengan dukungan Koreografer Malfilindo Koti dan Penata Musik Yaser Arafat yang beragam tata laku di dalam masyarakat Melayu yang menarik di pementasan ini, mulai dari pantun dan dendang ibu kepada anak, pantun berkasih-kasihan dua sejoli, pantun di dalam tata laku adat, terkesan belum terkemas dengan baik dalam kesatuan pementasan yang utuh.
Adegan terlepas satu sama lain, narasi kurang terbangun. Kendati ingin memaparkan pantun yang hadir dalam berbagai kehidupan, kemunculan si bayi, anak di awal "pementasan opera" ini tetap saja menuntut narasi yang terbangun dan berkelindan di benak pengunjung.
Segala simbol dari gerak tari, pilihan lagu dan ungkapan pantun terasa sangat bernas ditata secara elemen terpisah. Sayangnya kebernasan gerak tari, kecakapan pantun juga sajian visual video nyatanya kurang mampu sinergi untuk direkatkan menjadi sebuah elemen "pertunjukan opera" yang utuh.
Apa pun, malam puncak Festival Pantun Serumpun ini tetap bisa dilihat sebagai penutup acara dari momen yang menyertakan beberapa provinsi di Indonesia untuk mempertahankan pantun sebagai khazanah kesusastraan Nusantara, sastra tradisi di Indonesia yang sepantasnya dipertahankan dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. (sihar ramses simatupang)

kasus

Sidik Jari John Lennon Disita
59Share
Friday |8 October 2010 | 11:23

Jakarta, kasakusuk.com

Banyak acara yang dilakukan di dunia dalam rangka merayakan hari ulangtahun ke-70, John Lennon, pentolan The Beatles yang jatuh pada hari Sabtu (9/10). Di luar semua acara ternyata ada peristiwa yang justru menghebohkan. Federal Bureau of Investigation (FBI) justru melakukan aksi, menyita satu set sidik jari John Lennon yang diambil pihak kepolisian New York pada tahun 1976, dari sebuah tempat balai lelang.

Sidik jari itu diambil ketika John Lennon mengurus untuk bertempat tinggal permanen di US. Seorang pejabat FBI menegaskan, mereka percaya bahwa kartu sidik jari itu adalah milik pemerintah dan akan menyelidiki bagaimana jatuhnya ke tangan swasta.

Koleksi langka itu rencananya menjadi bagian dari 850 memorabilia yang dijual tempat pada hari ulangtahun Lennon. Dan mau tahu harganya? Sudah ditetapkan $ 100.000. (m)

kisah

kesepian mencekam aku..

bila sayang ku tealah tiada,,
semangat untuk tahu it,,kuat,,

belajar melalui mendengar nasehat orang,,

Jumat, 01 Oktober 2010

berita

01/10/2010
- 13:45
[increase] [decrease]
Q! Film Festival Tetap Dig
elar
Arief Bayuaji

(IST)

INILAH.COM, Jakarta - Jumat (1/10) ini Q! Film Festival tetap digelar di CCF, Kineforum dan Goethe Haus. Publikasinya melalui akun twitter QFilmFestival.

CCF akan memutar Kashish 1 pukul 14.30 WIB, Fish Out of Water pukul dan Cilukba (MJ) pukul 19.30 WIB. Demikian mengutip dari akun twitter QFilmFestival, Jumat (1/10).

Sementara di Kineforum, Royston Show tayang pukul 14.15 WIB, Love and Peace pukul 17.30 WIB dan Pink Homemade pukul 19.30 WIB.

Sedangkan di GoetheHaus, film To Die Like a Man rencananya diputar pukul 20.00 WIB.

Pemutaran ini sama sekali tak terpengaruhi aksi demo FPI dan mahasiswa. Sejauh ini, pemutaran film Q! Film Festival atau film-film gay dan lesbi tetap berlangsung.

Bahkan, rencananya tetap akan berlangsung di Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali dan Makassar. Mulai 5-17 Oktober 2010. [mor]

berita

SBY: Jangan Jadikan Masjid untuk Provokasi Kekerasan
Jum'at, 1 Oktober 2010 - 14:12 wib
text TEXT SIZE :
Share
Maria Ulfa Eleven Safa - Okezone
Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Koran SI)

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau kepada siapa pun untuk tidak mengotori masjid dengan seruan atau provokasi tindakan kekerasan.

“Masjid adalah pusat kebaikan dan pusat kebajikan. Kita bisa menaburkan salam dan keteduhan dan kedamaian untuk siapa pun, dan tidak menjadikan masjid sebagai ajang untuk memprovokasi atau menyerukan tindakan kekerasan,” ujar Presiden SBY seusai meresmikan Masjid Baiturrahim di Kompleks Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (1/10/2010).

Presiden menambahkan, masjid didirikan tidak hanya sebagai tempat ibadah, namun juga meningkatkan keimanan dan ketakwaan. “Kami bisa meluruskan akidah dan menjaga kemurnian ajaran Islam berdasarkan Alquran dan Sunnah. Bisa juga membasuh kalbu dan menjaga kebersihan hati,” jelas Presiden.

Melalui masjid, kata Presiden, jalinan tali silaturahim dan persaudaraan antar-sesama muslim bisa diperkuat.

“Kami bisa meningkatkan komitmen dan amal kita untuk membantu kaum duafa, kaum miskin yang membutuhkan bantuan kita. Bisa membulatkan tekad kita untuk membangun bangsa lebih keras lagi menuju kesejahteraan rakyat kita semua,” imbuhnya.

lagu melayu

Tentang kita,
Semula kita kenal
Salam dan Tanya pun di jawab
Untaian kata-kata mulut
Berdendang merayu

Tatapan matamu
Sinari siang dan malam ku
Merona di setiap hari ku
Cantik indah di wajahmu

Sentuhan tangan harum
Wangi di taman bunga
Hamparan hati melonjak
Ingin sekali ku memlikimu
Bertanya dengan hati
Bisakah ku memiliki nya??

Hadir dirimu membuatku
Berubah tak tentu arah
Kadang resah tak jumpa
Kadang bahagia bila dirinya ada

Ribuan salam di sampaikan
Hanya untuk mu terindah
apakah ku jatuh cinta…???
Hanya hati nya yang bisa menjawab..

Ku slalu merindukan mu
Hingga lupa akan diri
Ku hanyut dalam cinta.
Berharap dirimu ada disini

Serpihan angin menyapa
Membawa ku terbang
Kedalam angan.

Ku selalu merindukan mu
Ku harap hadir nya selalu
Tanpa mu tiada berarti bagiku,
Lemah yang kurasakan

Kini,
Kita dipisah kan dengan jarak
Kau di sana dan aku di sini
Jasad ku ada di sini,
Tapi hati ku kan selalu ada di sana

Malam menanti mimpi
Kusam dan resah
Risau akan dirinya
Jauh di sana,
Bimbang selalu
Jika kau pergi dengan nya
Cemburu hati membakar
Perasaan menangis

Kutahu pengorbanan mu
Begitu berharga di hatiku
Ku tuliskan kata-kata
Agar kau dengar dan kau tahu
Ku sangat mencintai mu
Tak ingin lepas jauh darimu
Walaupun itu rintangan berat kan dilalui,
Apakah ini disebut kekuatan cinta..??

Sesaat ku memikir apa ku salah,
Tak bisa membahagia kan mu,
Apakah aku tidak sempurna seperti yang lain??
Adakah…itu semua yang kau ingin kan..??

Cinta penuh tipuan,
Jangan hanya kata-kata di mulut
Kalau hati tidak berbicara,
Takkan ada semua itu

Kuharap cinta ini takkan rapuh
Kekal abadi selama nya
Dan di kenang sampai mati